Selasa, 10 Desember 2013

HASIL LAPORAN OBSERVASI SMK TRITECH MEDAN


BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang SMK Tritech Medan

Nama Sekolah
SMK Tritech Informatika Medan
Nomor Pokok Sekolah Nasional
10261412
Bidang Keahlian
Teknik Informasi Dan Komunikasi
Program Keahlian
Teknik Komputer Dan Informatika
Kelurahan / Kecamatan
Indra Kasih / Medan Tembung
Propinsi
Sumatera Utara
Jalan
Jln. Bhayangkara No. 522 CDE
Telepon / Faximile
061 – 6635991 / 061 – 6641576
Status Sekolah / Akreditasi
Swasta / --
Nomor Surat Izin Berdiri
420/10985/PPMP/09
Tanggal Penetapan
06 Agustus 2010
Bangunan Sekolah
Milik Sendiri
Organisasi Penyelenggara
Yayasan Pendidikan Triadi Teknologi
Website
Email

Berawal dari niat suci Yayasan Bapak Zulkifli, SE, S.Sos untuk beribadah kepada Allah SWT dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan, SMK Tritech Informatika berdiri diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat maka pada tanggal 20 Mei  2010 didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.
SMK Tritech Informatika memiliki 3 Program Keahlian, yaitu Teknik Keterampilan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jl. Bhayangkara No. 522 Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional.
Pada saat ini SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak 80 orang dan tahun Ajaran  2012/2013 telah menempati gedung baru di Jl. Bhayangkara No. 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 ruang.
Guna pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM , hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat dan membantu program Pemerintah dalam bidang Pendidikan.
B.            Visi
Menjadikan SMK berbasis teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius dan Berstandar Internasional
C.           Misi
1.    Siswa/i mampu menguasai komputer software dan hardware serta  jaringan IT
2.    Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan.
D.           Motto
CREATIVE GENERATION COMMUNITY
E.          Data Observer
Observasi dibagi menjadi dua, yaitu
1.    a. Hari dan tanggal   : Senin, 18 November 2013
b.    Kelas                    : X TKJ 1
c.    Mata pelajaran      : Bahasa Inggris
d.   Guru                     : Azhari, S.S
e.    Jumlah siswa        : 18 pria, 7 wanita
f.     Pagi ( 08.00 wib - 08.30 wib ) :               Anggi Gurning          091301100
Mufti Fadhilah        101301004
2.    a. Hari dan tanggal   : Senin, 18 November 2013
b.    Kelas                    : X TKJ 1
c.    Mata pelajaran      : Kimia
d.   Guru                     :
e.    Jumlah siswa        : 18 pria 7 wanita
f.     Siang (11.20 wib - 12.00 wib ) :              Rafita Attia               091301014
Andry Sony            091301079
Agita Sara              101301114

F.          Kondisi Fisik Kelas
1.        Ukuran ruangan : ± 8.5m x 5m
2.        Sebuah kipas angin
3.        Kipas angin penyaring udara
4.        Sebuah AC
5.        Sebuah TV LCD
6.        Papan tulis putih (dibawah LCD)
7.        Sebuah jam dinding
8.        Sebuah CCTV disudut kiri atas (pandangan observer)
9.        Meja guru terletak di sudut kanan depan (pandangan observer)
10.    12 meja siswa (3 kesamping, 4 kebelakang)
11.    Jalan keluar masuk ruangan (tanpa pintu)
12.    Sebuah pewangi ruangan

G.         Hasil Observasi
1.        Observasi Pelajaran Bahasa Inggris (Pagi)
Observer pagi hari adalah Anggi dan Mufti. Kami melakukan observasi pada pukul 08.00-08.30. Pada saat kami melakukan observasi, mereka sedang melakukan ujian Bahasa Inggris. Ujian berlangsung selama kurang lebih 20 menit. Dan tampak siswa-siswi sedang mengobrol satu sama lain. Sesekali mereka mencontek ke kiri dan kanan. Kadang mereka mengobrol dengan gurunya. Dan ada beberapa siswa yang sibuk dengan handphonenya. Ada pula yang sedang memainkan laptop ketika ujian berlangsung. Dan guru yang bersangkutan tidak mengomentari tindakan siswa tersebut. Hubungan antara guru dan murid terlihat sangat dekat. Hal ini bisa dibuktikan dengan komunikasi yang berlangsung selama proses ujian. Selama ujian, guru berkeliling sambil memeriksa jawaban mereka. Sesekali menanyakan kepada muridnya apakah jawaban yang mereka tulis sudah benar. Guru bahasa Inggris tersebut berusaha memancing ingatan siswa agar menuliskan jawaban yang benar.
Ruangan kelasnya tidak memiliki pintu, sehingga suara-suara dari luar kelas mengakibatkan siswa/siswinya sulit berkonsentrasi. Di dalam kelas terdapat sebuah CCTV, AC, TV LCD, kipas angin dan pewangi ruangan. Bangku-bangku kelas tidak tersusun dengan rapi, kebanyakan siswanya duduk di bagian tengah kelas. Di bagian belakang kelas ada kerangka aluminium dan papan triplek. Ada juga tong sampah dan sebuah kardus yang dijadikan tempat sampah. Dindingnya bersih dan ruangan kelas dicat dengan warna kuning dan hijau. Pada saat kami mengobservasi, ada satu orang siswa yang tidak masuk dan satu orang siswa yang ijin pulang karena sakit.
2.        Observasi Pelajaran Kimia (Siang)
Observasi yang kami lakukan pada siang hari adalah di kelas X-TKJ-1 yang sedang belajar kimia. Jumlah siswa di kelas tersebut ada 18 orang pria dan 7 orang wanita. Tetapi pada hari itu ada dua orang siswa yang tidak masuk kelas dengan alasan sakit. Observer berdiri di belakang ruangan. Pada saat masuk ke kelas tersebut, tidak terdapat pintu seperti kelas-kelas lainnya. Di belakang kelas tempat kami berdiri ada rak panjang tersambung hingga sisi kanan ruangan. Bahan dari alumunium yang berwarna silver dan ada beberapa tingkat. Cat ruangan kelas berwarna kuning dan hijau. Di kelas tersebut ada beberapa macam bentuk meja dan kursi. Ada beberapa murid yang menduduki kursi yang bersatu dengan mejanya, tapi ada juga murid yang duduk di kursi yang terpisah dengan mejanya. Susunan duduk mereka berbeda dari standart sekolah lainnya. Ada tiga murid yang duduk sejajar merapat ke dinding di sisi kiri. Ada sedikit jarak dengan meja murid yang lain. Jarak tersebut dipergunakan untuk tempat lewat. Meja murid-murid yang lainnya tersusun rapat ditengah seakan tidak ada jarak buat mereka. Kemudian ada jarak lagi untuk jalan dan beberapa meja yang tersusun sejajar kebelakang tapi mengarah serong ke arah depan papan tulis yang berada ditengah dari sisi dinding. Meja guru terletak di sudut kanan dari pandangan observer yang berada di belakang ruangan. Papan tulis berwarna putih yang dilapisi oleh kaca tertempel di dinding dan terletak di tengah dinding. Tv LCD terletak di atas papan tulis, lalu disamping Tv ada jam dinding dan disamping jam dinding ada kipas angin penyaring udara. Di sisi kanan dari Tv terdapat AC dan pewangi ruangan dan sisi kiri dinding terdapat kipas angin yang tertempel. Di sudut kiri tepat di atas pintu terdapat CCTV. Di belakang tempat kami berdiri mengobservasi terdapat sapu, serokan sampah, sapu yang patah, tempat sampah, kardus yang dijadikan tempat sampah dan kain pel.
Pada saat kami mengobservasi, guru sedang menjelaskan mata pelajaran kimia yang materi dan bahannya yang ada di laptopnya disambungkan ke Tv LCD yang tersedia agar anak-anak dapat melihatnya. Sambil menjelaskan guru juga menggunakan papan tulis dan spidol agar sesekali menulis materi agar lebih jelas. Anak laki-laki yang duduk paling belakang menghidupkan laptop dan memainkannya sambil mengerjakan sesuatu pada buku tulis yang terletak di atas mejanya disamping laptop. Guru mendatangi murid tersebut menanyakan apa yang sedang dilakukannya. Kemudian guru kembali menerangkan pelajaran dan meminta murid tersebut untuk fokus memperhatikan penjelasan yang diberikannya. Pada saat ditanya guru, murid menjawabnya secara bersama-sama, tapi ada beberapa murid yang tidak menjawab malah bercerita dengan teman didekatnya.
Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki observer, maka observer tidak dapat mengikuti mata pelajaran tersebut sampai dengan selesai.

BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
A.           Teori dan Pembahasan Observasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris (Pagi hari)
A.  1. Teori Belajar Robert Gagne
Teori belajar Gagne mendeskripsikan kerangka belajar yang terdiri dari tiga bagian antara lain:
1. Lima ragam belajar : ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal dan  keterampilan motorik atau sikap. Defenisi berikut akan dijelaskan dibawah ini :
a. Keterampilan Intelektual
Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengguaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar keterampilan intelektual telah dimulai sejak tingkat-tingkat pertama sekolah dasar dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang. Maka pada saat memecahkan masalah siswa X TKJ I memerlukan keterampilan intelektual yang cukup baik disertai dengan media – media yang dapat membantu proses pembelajaran.
b. Strategi-Strategi Kognitif
Dalam teori belajar modern, strategi kokginitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan, perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Siswa X TKJ I memberikan perhatian dengan cara yang berbeda, misalnya dengan cara memperhatikan guru pada saat menjelaskan, mendengarkan, mencatat dan berdiskusi untuk memecahkan masalah.
c. Informasi Verbal
Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal;menurut teori, pengeetahuan ini disimpan seebagai jaringan proposisi-proposisi (Anderson.1985; E.D Gagne, 1985). Nama lain untuk pengetahuan verbal ialah pengetahuan deklaratif.
d. Sikap-Sikap
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau mahkluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Karena itu, Gagne juga memperhatikan bagaimana siswa-siswa memperoleh sikap-sikap sosial ini. Bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan oleh siswa X TKJ I untuk merespon pembelajaran. Dan bagaimana sikap siswa – siswi X TKJ I terhadap gurunya. Misalnya pada saat guru menjelaskan mata pelajaran di depan kelas ada beberapa siswa yang mendengarkan, mencatat, tertawa dan mengobrol. Ini lah yang dimaksud dengan sikap terhadap orang lain.
e. Keterampilan-keterampilan motorik
Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya bila membaca, menulis atau dalam pelajaran sains bagaimana menggunakan berbagai macam alat, seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik dalam pelajaran fisika, dan biuret, alat destilasi dalam pelajaran kimia. Siswa – siswi X TKJ I menggunakan media atau alat bantu untuk mempermudah proses belajar di kelas. Tetapi pada kelas X TKJ I, hanya ada satu siswa yang proses belajarnya menggunakan laptop. Jadi proses pembelajarn yang terjadi memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas, meskipun hanya ia sendiri yang membawa alat bantu.
2.  Kondisi belajar internal : Prasyarat internal untuk mempelajari kapabilitas tertentu dan seperangkat proses belajar kognitif. Artinya kemampuan yang telah ada pada diri si individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal ini dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi informasi. Dilihat dari observasi pagi hari yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu belum dimiliki  murid karena dalam proses belajar banyak murid belum paham dan  menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian Bahasa Inggris mereka sebenarnya masih kelihatan kebingungan dalam berfikir.
3.  Kondisi belajar eksternal :   Berupa dukungan lingkungan seperti stimuli dari lingkungan yang berinteraksi dengan proses pembelajaran. Dimana (external condition) adalah situasi perangsang di luar diri si pelajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. Misalnya pada saat belajar di pagi hari kami melihat suasana belajar tetap baik meski alat bantu pendukung seperti ac, lcd tidak dinyalakan di pagi hari.
A.      2. Teori Skinner
Kelompok membahas hasil observasi proses belajar didalam kelas berdasarkan teori belajar Skinner. Teori belajar Skinner mendeskripsikan kerangka belajar yang  terdiri dari tiga bagian antara lain:
1.      Tipe konsekuensi yang mempengaruhi perilaku.
Respon yang diberikan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda, dan konsekuensi tertentu menimbulkan pengulangan respons.
Pada saat kami mengobservasi, kelas sedang melakukan ujian bahasa inggris. Kondisi kelas yang kurang kondusif mengakibatkan kelas cukup ribut. Namun ketika guru mengatakan bahwa ujian tersebut sangat mempengaruhi nilai  akhir mereka, mereka langsung serius mengerjakan soal- soal.Guru juga berusaha untuk tidak menghukum siswa yang mencontek, namun setiap guru menegur mereka, mereka  langsung berusaha untuk mengerjakan soal-soalnya sendiri.
2.      Efek  emosional dari konsekuensi aversif.
Respons yang terjadi ketika diberikan stimulus yang  kurang menyenangkan. Ketika salah seorang siswa yang ketahuan mencontek ditegur, murid tersebut langsung menundukkan kepala dan menutup jawabannya. Ia langsung mengerjakan soal-soal tanpa melihat kanan atau kirinya.
3.      Mekanisme untuk individualisasi instruksi.
Stimulus yang diberikan untuk melihat respons tiap subjek. Selama proses ujian berlangsung, guru memperhatikan setiap siswanya. Guru berkeliling untuk melihat jawaban yang dituliskan mereka. Mulai dari cara penulisan, sampai susunan kalimat yang mereka kerjakan. Guru mendatangi  setiap siswanya, ada satu siswa yang menuliskan jawaban yang salah dan guru mengajak siswanya untuk mengingat kembali materi mereka minggu lalu. Dan ketika siswanya mengingat jawabannya, siswa tersebut tersenyum dan menuliskan jawabannya.
B.            Teori dan Pembahasan Observasi Mata Pelajaran Kimia (Siang hari)
B.  1. Teori Belajar Robert Gagne
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu. Lingkungan seseorang yang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial lainnya. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, minat, atau nilai pada seseorang.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Gagne juga mengemukakan mengenai sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
1. Sistematika “Lima ragam belajar
Sistematika “Lima ragam belajar” ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan individu tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan prestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan hasil belajar atau kemampuan internal satu persatu. Akan tetapi, mengelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori yang lain. Maka dapat dikatakan, sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar.
a.    Informasi verbal
Ini merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan, maupun tertulis.
b.    Keterampilan intelektual
Keterampilan intelektual adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
c.    Strategi kognitif
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikir sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
d.   Keterampilan motorik/gerak
Merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
e.    Sikap
Kompoen terakhir yang merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
2. Fase-fase belajar
Fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. menurut Gagne ada 4 (empat) fase dalam proses belajar, yaitu :
a.    Apprehending phase (fase penerimaan)
Pada fase ini, rangsangan diterima oleh seseorang yang belajar. Ada beberapa langkah, pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan.
b.    Acquisition phase (fase penguasaan)
Akan dapat dilihat apakah seseorang belajar atau belum. Orang yang telah belajar dapat dibuktikan dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
c.    Storage phase (fase pengendapan)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan kembali bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
d.   Retrieval phase (fase pengungkapan kembali)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan dalam ingatan dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkan dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali.
            Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus. Dimana terjadinya proses belajar, sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.
3. Implikasi dari teori Gagne dalam pembelajaran
a.    Mengontrol perhatian siswa
b.    Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
c.    Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.
d.   Penyajian stimuli yang tidak bisa dipisahkan dari tugas belajar.
e.    Memberikan bimbingan belajar.
f.     Memberikan umpan balik
g.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
h.    Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
i.      Memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan mennguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut, ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkannya, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar.
a.         Kondisi Belajar internal : Prasyarat internal untuk mempelajari kapabilitas tertentu dan seperangkat proses belajar kognitif.
b.        Kondisi Belajar eksternal : Berupa dukungan lingkungan seperti stimuli dari lingkungan yang berinteraksi dengan proses pembelajaran.

C.     PEMBAHASAN
Dari kerangka belajar yang dideskripsikan oleh Robert Gagne kami akan mencoba mendeskripsikan kerangka belajar yang kami lihat pada kelas yang kami observasi:
1.      Lima ragam belajar :
a.       Pada saat proses pembelajaran berlangsung informasi verbal dalam kelas antara guru dengan murid berjalan dengan baik karena guru menguasai topik yang dibahas dalam kelas dan murid juga dapat menangkap dan menguasai dengan baik informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat ketika guru bertanya murid dapat menjawabnya dengan baik.
b.      Hal ini juga menunjukkan keterampilan intelektual dari murid didalam kelas tersebut, yang mana pada saat pagi hari mereka belajar bahasa inggris kemudian melangsungkan ujian diakhir pembahasan dan disiang harinya mereka belajar kimia yang membahas mengenai pengukuran hukum newton dan unsur senyawa yang kompleks.
c.       Strategi kognitif juga berjalan pada saat proses belajar. Hal ini terlihat setelah selesai pembahasan mereka melakukan ujian menyusun kata dalam bahasa inggris untuk dapat mengingat kembali pembahasan yang sudah dibahas. Dan disiang harinya mereka juga mengunakan ingatan dan pemikiran mereka saat mereka belajar mengenai jumlah atom molekul dari unsur senyawa kimia.
d.      Untuk hal keterampilan motorik dan gerak ruang tidak terlihat karena pada proses belajar yang sedang berlangsung tidak dibutuhkan gerakan-gerakan atau keterampilan motorik dari siswa.
e.       Dan yang terakhir kategori sikap, hal inilah yang menurut kelompok terlihat kurang baik didalam kelas baik pagi maupun siang hari karena suasana kelas yang kurang tertib, guru kurang mampu mengontrol, dan menguasai kelas. Pada saat berlangsungnya ujian bahas inggris, murid-murid terlihat saling mengobrol. Padahal ada guru yang sedang mengawasi jalannya ujian. Siang harinya saat guru bertanya para murid memang dapat menjawab dan menjelaskan namun dengan serentak oleh beberapa orang dengan suara yang menurut kami terlalu kuat dan terkesan disengaja. Sehingga kelas menjadi riuh.
2.      Fase-fase belajar
a.      Apprehending phase (fase penerimaan)
Pada fase ini, murid dapat menerima rangsangan dari guru dengan memperhatikan penjelasan dari guru, menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan, dan kemudian ada beberapa dari murid yang mencatat pelajaran, namun ada juga yang tidak mencatat ulang pelajaran tersebut.
b.         Acquisition phase (fase penguasaan)
Fase ini dapat terlihat dari ketika guru memberikan pertanyaan kemudian murid-murid yang sudah belajar terlebih dahulu dapat menjawab sesuai dengan yang dijelaskannya oleh guru tersebut, sebaliknya murid-murid yang belum belajar tidak dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan.
c.       Storage phase (fase pengendapan)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan kembali bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan. Dimana guru menanyakan kembali unsur-unsur atom yang sebelumnya sudah dijelaskan agar murid-murid dapat mengingat ulang dan mempermudah murid dalam proses belajar selanjutnya.
d.      Retrieval phase (fase pengungkapan kembali)
Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkan dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Setelah murid-murid dapat mengingat kembali seperti yang sudah dijelaskan pada fase sebelumnya, kemudian murid dianjurkan untuk mengungkapkan singkatan-singkatan dari unsur-unsur atom tersebut secara bersamaan dengan suara lantang.           
Menurut Gagne kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkannya, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar. Dari penjelasan diatas kelompok juga mengobservasi kondisi belajar internal dan eksternalnya :
1.    Kondisi Belajar Internal:
a.    Dilihat dari observasi yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu sudah dimiliki oleh guru dan para murid karena dalam proses belajar guru dan para murid dapat menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian dan kemudian belajar mengenai unsur senyawa mereka dapat menghapal unsur yang menyusun suatu zat atau senyawa.
b.    Dalam hal seperangkat proses kognitif menurut hasil observasi kami sudah terlibat dengan cukup baik didalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari ingatan untuk menjawab ujian dan mengenai unsur-unsur penyusun suatau zat senyawa, jumlah nilai atom dan nilai molekulnya. Yang tentu melibatkan proses kognitif didalamnya.

2.    Kondisi belajar eksternal:
a.    Kami melihat hal ini sebagai dukungan eksternal yang diberikan pada seluruh komponen didalam kelas yang berasal dari sekolah seperti pemberian fasilitas yang menurut kami sudah sangat baik seperti adanya AC, penggunaan LCD, proses pembelajaran menggunakan teknologi yang baik. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran dimana guru juga menyajikan materi dalam bentuk power point yang kemudian dibantu penggunaan white board juga sehingga menurut kami stimuli dan dukungan secara eksternal dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Pembelajaran menurut Robert Gagne hendaknya mampu menimbulkan peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa belajar adalah peristiwa yang dapat menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat, memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar, memberikan umpan balik, evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer belajar.
Sistematika “lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses belajar mengajar di sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam pembelajaran.
Menurut kelompok, kesimpulan dari hasil observasi adalah ruangan kelas X TKJ 1 tidak memiliki pintu sehingga murid yang sedang belajar menjadi kurang berkonsentrasi. Kurangnya disiplin dalam hal pengontrolan murid-murid yang ada didalam kelas. Mungkin dikarenakan hubungan murid dan guru yang sangat dekat sehingga murid menganggap guru tersebut sebagai teman akrab. Dan juga penataan bangku yang kurang rapi dan kurang kondusif pada saat pembelajaran berlangsung.
B.            Saran
Saran dari hasil observasi kelompok :
·         Sebaiknya ruangan kelasnya diberi pintu sehingga tidak mengganggu suasana belajar di dalam kelas.
·         Guru yang mengajar sebaiknya lebih tegas terhadap siswanya, sehingga tidak ada yang mengobrol atau mencontek saat ujian berlangsung.
·         Sebaiknya guru mengontrol penggunaan gadget (laptop, ataupun handphone).
·         Dalam pentataan bangku kelas juga sebaiknya lebih teratur, sehingga suasana belajar lebih kondusif.
·         Kebersihan kelas sebaiknya juga dapat diperhatikan sehingga memberikan kenyamanan untuk guru dan murid-muridnya.

Daftar Pustaka
Gredler, Margaret.E.2011.Learning and Instruction.Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
http://www.tritech.sch.id/ : diunduh pada tanggal 8 Desember 2013


http://09100ag.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar