Senin, 16 September 2013

Psikologi Belajar (Tugas Individu 2)

Di setiap masa, sains adalah hal-hal yang dihasilkanoleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif yang telah ditemukan dan sesuai dengan zamannya. Setiap langkah dalam kemajuan sains atau ilmu pengethauan akan bergantung pada langkah sebelumnya, dan proses ini tidak bisa dipercepat hanya dengan berharap (Boring, 1930).

Pengkondisian Klasik dan Koneksionisme
Ada dua pendekatan awal untuk mempelajari perilaku adalah pengkondisian klasik dan koneksionisme. Keduanya memprioritaskan belajar dan berhasil mengolah berbagai perilaku dalam laboratorium.

Argumen Dasar Behaviorisme
Dalam konteks ini, John Watson mendukung studi perilaku. Dikarenakan semua organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respons, dan respons-respons tertentu biasanya disebabkan oleh peristiwa (stimuli) tertentu. Dengan mempelajari perilaku, psikolog, akan mampu untuk memprediksi respons yang ditimbulkan lewat stimulus, dan sebaliknya. Ketika tujuan ini tercapai, psikologi akan menjadi ilmu eksperimental objektif (Watson, 1913). Selain itu, disiplin akan memberikan pengetahuan yang berguna bagi pendidik, ahli fisika, pemimpin bisnis, dan sebagainya.

Asumsi Dasar
Teori ini mengandung tiga asumsi dasar tentang belajar, yaitu :
1.      Focus studi yang seharusnya adalah perilaku yang daoat diamati, bukan kejadian mental internal atau rekonstruksi verbal atas kejadian.
2.      Perilaku harus dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana (stimuli spesifik dan repons spesifik).
3.      Proses belajar adalah perubahan behavioral.

Pavlov dan Pengkondisian Klasik atau Refleks
Pavlov bukanlah ilmuwan penyendiri. Kisah riset Pavlov memperlihatkan seorang ilmuwan kesepian yang secara tidak sengaja menemukan cara untuk mengontrol perilaku sederhana saat meneliti refleks keluarnya air liur anjing. Dia merupakan pemimpin dari beberapa laboratorium, yang menghasilkan lebih dari 530 riset dari 1897 hingga 1936. Sebagai direktur laboratorium, Pavlov bertugas menentukan topik-topik riset untuk rekan kerja dan mahasiswanya dan memantau kerja mereka, namun dia sendiri jarang melakukan eksperimen (Todes, 1997; Windholz, 1997).

Pavlov dan Kaum Bolshevik
Masa-masa revolusi Bolshevik (1917-1921) adalah masa-masa sulit bagi Pavlov, keluarganya, dan laboratoriumnya. Pada tahun 1920, Pavlov menulis surat kepada pemerintah untuk minta izin beremigrasi. Karena ada larangan emigrasi ilmuwan yang dikenal di tingkat internasional, maka pemerintah memberi Pavlov status khusus. Dia menerima tunjangan hidup, jatah makanan yang ditentukannya sendiri, mendapat rekan kerja, dan dukungan laboratorium (Todes, 1995).

Riset di LaboratoriumPavlov
Riset ini berfokus pada refleks air liur anjung. Selama berjalannya riset, seorang mahasiswa periset menemukan bahwa “menggoda” anjing dari jarak jauh akan menimbulkan keluarnya air liur. Makanan kering dan lembab yang dilihat anjing dari kejauhan akan menimbulkan air liu (Windholz, 1997, h, 242). Awal mulanya menyebutkan reaksi air liur ini sebagai refleks yang dikondisikan.
Riset berikutnya (V.N. Boldyrev) menemukan bahwa refleks air liur ini bisa dilatih untuk merespons (dikondisikan) objek-objek atau kejadian dari modalitas indarwi—suara, penglihatan, atau sentuhan (Windhloz, 1997).

Riset Pavlov ini penting karena dua sebab. Pertama, ia menunjukkan bahwa reaksi keluarnya air liur adalah refleks—reaksi spontan yang terjadi secara otomatis ketika menerima stimulus tertentu. Kedua, mengubah relasi alamiah antara stimulus dan reaksi itu dianggap sebagai terobosan penting dalam studi perilaku.

Paradigma Pengkondisian Klasik
Contoh Pengkondisian Klasik
Relasi Pra-eksperimental (“Alamiah”)
Percobaan Eksperimenta
Relasi Pasca-eksperimental (“Diskondisikan”)
Unconditioned Stimulus (UCS)
Respons Refleks (UCR)
Stimuli yang Dipasangkan
Respons Refleks
Conditioned Stimulus (CS)
Conditioned Refleks (CR)
Makanan
Salivasi (keluarnya air liur)
Makanan Suara garpu
Salivasi
Suara garpu
Salivasi
Tiupan angin
Kedipan mata
Tiupan angina Cahaya terang
Kedipan mata
Cahaya terang
Kedipan mata
Setrum listrik
Retraksi jari
Setrum Pengaget
Retraksi jari
Pengaget
Retraksi jari
Keterangan :
Unconditioned Stimulus (UCS) : stimulus dan reaksi otomatis atau stimulus yang tidak dikondisikan
Respons Refleks (UCR) : respons yang tidak dikondisikan
Conditioned Stimulus (CS): yang terbentuk sebagai hasil dari training
Conditioned Refleks (CR): reaksi yang terlatih merespons stimulus baru

Teori Emosi
Aplikasi Pengkondisian Klasik di Kelas


Koneksionisme Edward Thorndike
Meskipun koneksionisme Edward Thorndike biasanya dirujuk sebagai teori behavioris, ia berbeda dengan pengkondisian klasik dalam dua hal. Pertama, Thorndike tertarik dengan proses mental, dan dia pertama-tama mendesain eksperimennya untuk meneliti proses pemikiran binatang. Kedua, alih-alih meriset reaksi refleks atau tidak sukarela, Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela.

Hukum Belajar
Thorndike mengeidentifikasi tiga hukum belajar :
1.      Hukum efek (law of effects) menyatakan bahwa suatu keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut. Hukum efek penting karena ia mengidentifikasi mekanisme baru dalam proses belajar.
2.      Hukum latihan (law of exercise) menyatakan bahwa perulangan atau repetisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respons yang benar.
3.      Hukum kesiapan (law of readiness) mendeskripsikan kondisi yang mengatur keadaan yang disebut sebagai “memuaskan” atau “menjengkelkan”.

Aplikasi ke Belajar di Sekolah
Aturan Thorndike untuk pengajaran mengandung persyaratan untuk membangun koneksi antara stimuli dan respons. Secara spesifik : a. jangan membentuk hubungan yang akan putus; dan b. bentuk ikatan sedemikian rupa sehingga kelak perlu ditindaklanjuti (Thorndike, 1992).
Thorndike juga meneliti transfer belajar (transfer of learning). Serangkaian studi yang dilakukan Thorndike dan Woodworth (1901) menemukan bahwa latihan untuk tugas tertentu akan membantu belajar selanjutnya hanya dengan tugas yang sama.

Psikologi Gestalt
Fokus awal riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Bersama dengan Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler, Wertheimer mengembangkan hukum persepsi dan mengaplikasikan konsep ini ke belajar dan pemikiran. Riset yang dilakukan psikologi Gestalt terhadap persepsi visual menunjukkan bahwa: a. ciri global dideteksi sebagai keseluruhan; dan b. proses ini konstruktif karena individual sering mentransformasikan input visual yang tidak lengkap ke dalam citra perseptual yang lebih jelas (Lehar, 2003).

Asumsi Dasar Teori Gestalt
Asumsi
Contoh
1.      Yang mestinya dipelajari adalah perilaku molar, bukan perilaku molecular (kontraksi otot atau sekresi kelenjar).
1.  Kinerja seorang mahasiswa di kelas say dsen memberi kuliah. (kofka, 1935)
2.      organisme merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi” atau Gestalten (Kohler, 1929) ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian-kejaduan yang terpisah dan independen.
2.  Susunan geometris dari 11 titik dilihat sebagai sebuah salib.


3.      Lingkungan geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan behavioral, yang merupakan cara sesuatu muncul. Lingkungan behavioral adalah realitas subjektif.
3.  Koffka (1935)mendeskripsikan peristiwa seorang pria mengendarai kuda melewati dataran di tengah badai salju menuju sebuah penginapan. Ketika ditanya dari mana ia berasal, lelaki itu menunjuk arah seberang penginapan. Pemilik penginapan terkejut dan bertanya apakah lelaki itu tahu dia sebenarnya berkuda di atas danau yang membeku. Ceritanya lelaki itu jatuh dan mati karena terkejut ketika sadar dirinya sudah menyeberangi danau berlapis es tipis sepanjang bermil-mil.
4.      Organisasi lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari  kekuatan-kekuatan di dalam struktur yang mempengaruhi persepsi individu.
4.  Tiga pola di bawah ini adalah proyeksi dari kubus yang sama namun dipersepsi secara berbeda berdasar relasi dari garis-garisnya.

 A
B
C






Koffka (1935) mencatat bahwa ketika pola 4a disajikan tanpa yang lainnya, ia akan tampak sebagai gambar bidang, entah itu sebagai heksagon dengan diagonal atau bentuk palang atau pola bintang. Pola ini simetris dan sederhana; karenanya, ia dominan. Sebaliknya, pola 4c tampak berbentuk kubus tiga dimensi. Gambar bidangnya tidak reluger dan sulit dilihat. Pola 4b dilihat sebagai bidang dua dimensi (gambar bidang di mana polanya berada di atas heksagon) atau tiga dimensi (kubus). Alasannya adalah kekuatan dimensi dua dan tiga lebih seimbang di pola 4b ketimbang pola lainnya.

Gambar Geometris Dengan Kekuatan
Penyeimbang Di Bidang Perseptual
GAMBAR 2.4
GAMBAR 2.4













Ilusi Buatan yang Ditancapi Duri
GAMBAR 2.5













Gambar 2.4 menunjukkan adanya keseimbangan, dan karenanya tidak stabil. Persepsi terhadap gambar akan berganti-ganti antara dua kemungkinan.
Gambar 2.5 ini adalah kurva yang menimbulkan persepsi sebuah gambit lengkap, dan menimbulkan kesan gambar tiga dimensi






GAMBAR 2.6 
Solusi untuk Masalah Delapan  Koin 
Gambar 2.6 untuk mendapatkan pemahaman yang benar, asumsi itu harus dibuang sehingga masing-masing dari dua koin dapat ditumpuk di atas koin lainnya

 
 Solusi A            
 
                                                                    
Solusi B

Solusi oleh Anak dalam Memecahkan Masalah Jajaran Genjang

Dengan menggunakan sekelompok Anak, Wertheirmer pertama-tama menunjukkan kepada mereka cara menghitung luas segi empat. Dia kemudian menunjukkan jajaran genjang, menunjukkan bahwa mereka dapat menggunakan pengetahuan tentang segi empat itu untuk menentukan luasnya. Setelah beberapa kali gagal, beberapa anak memotong “segitiga” di ujung jajaran genjang dan menempatkannya di ujung lain, membentuk segi empat (solusi a). Mereka kemudian menghitung luas segi empat itu. Sebaliknya, sebagian anak lainnya, memotong jajaran genjang menjadi dua, membalikkan separuhnya, menempatkan ujung diagonal untuk membentuk segi empat (solusi b). Pemecahan masalah bergantung pada reorganisasi bidang dan reaksi anak terhadap reorganisasi itu.


                                 Masalah                                                                        Solusi
 Problem Batang Korek

Perbandingan antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Karakteristik Utama
Behaviorisme
Teori Gestalt
Asumsi dasar
a. Perilaku yang diamati, bukan even sadar atau mental, harus dipelajari
b.   Belajar adalah perubahan
c. Hubungan antara situmuli dan respons harus dipelajari
Individu bereaksi kepada sebuah kesatuan; karena itu, pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang sendoris. Kesatuan tersebut memiliki property baru yang berbeda dari yang ada pada elemen tersebut.
Eksperimen umum
a.Trail and error; Tikus menyusuri labirin; binatang keluar dati kandang.
b.Respons emosional atau refleks: Pemasangan stimulus.
Mengorganisasikan kembali: Subjek ditempatkan dalam situasi yang mensyaratkan restrukturisasi bagi solusi.
Formula belajar
a.Stimulus—respons—imbalan.
b.   Respons emosional:
Stimulus 1
                        Respons
Stimulus 2
Konstelasi stimuli—organisasi—reaksi