Senin, 16 September 2013

Tugas Kelompok 1


Kelompok Skinner :







1.  Alasan Ketertarikan Kelompok Terhadap Teori Pembelajaran Skinner :
ü    Karena teori ini paling mudah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-haru dan efeknya bisa mudah/cepat dirasakan, dan juga karena masih adanya kekurangan pahaman di masyarakat akan hal ini. Maka rasanya perlu untuk dipahami agar masyarakat bisa lebih paham akan hal ini (Ariansyah, 11-063).
ü  Teori Skinner sangat menarik ketika membahas mengenai “operant conditioning” dimana melakukan penerapan positive reinforcement dan negative reinforcement dalam membentuk suatu perilaku seseorang. Sama halnya dalam proses belajar, dapat diakui ketika kita ingin membentuk perilaku seseorang untuk belajar diperlukan positive reinforcement seperti ”reward”. Namun yang menjadi hal yang menarik mengenai “apakah setiap proses belajar akan diberlakukan adanya rewadr yang bisa membentuk stiap proses belajar?” dan “apakah setiap proses belajar dapat dibentuk melalui positive reinforcement?” (Irene Anastasya (10-041).
ü  Karena penerapan teori Skinner tampaknya mudah untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Namun, terkadang sulit untuk diterapkan. Tapi sebenarnya teori ini dapat membantu untuk dapat melihat adanya perubahan perilaku dari seseorang (Rafita Attia, 09-014).
Dari ketiga pendapat diatas, kelompok berpendapat bahwa teori Skinner merupakan teori yang aplikatif karena teori ini mudah diterapkan dalam kehidupan seharo-hari, sehingga kelompok tertarik untuk mengetahui teori Skinner lebih dalam, lebih khususnya teori yang menjelaskan mengenai reinforcement dan punishment.

 2. Tiga Poin Penting Teori Skinner :
a)    Kategori Penguat :        a. Primer atau sekunder
b. Umum / digeneralisasikan
c. positif atau negatif
b)    Hukuman, yaitu dimaksudkan untuk meredusi perilaku tertentu.
c)    Jadwal Penguatan :       a. Rasio, yaitu berdasarkan jumlah respon
b. Interval, yaitu berdasarkan waktu yang berjalan

3.   Kaitan Teori Skinner dengan Tiga Poin Penting Diatas :
Teori Skinner membahas mengenai adanya perubahan perilaku yang dibentuk melalui reinforcement baik itu secara primer, skunder, digeneralisasikan, positif ataupun negatif. Selain dibentuk melalui reinforcement, perilaku kita juga terkadang dibentuk melalui hukuman. Namun, pada umumnya pemberian reinforcement dapat dibagi berdasarkan jadwal tertentu, yaitu jadwal rasio (berdasarkan jumlah respon), dan jadwal interval (berdasarkan waktu yang berjalan).

4.   Tabel Kayakinan Umum Filsafat Konstruktivis-Sosial
Definisi Pengetahuan
Produk dari setting belajar di kelas atau tempat dimana partisipan berada; produk dari penelitian tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas atau kejadian yang menghasilkan produk tertentu (Bredo, 1994; Dewey & Bentley, 1949).
Definisi belajar
Kognisi yang dibagi secara sosial yang merupakan proses dari menjadi anggota komunitas praktik belajar yang berkelanjutan (Lave, 1991); interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan dan makna (Marshall, 1996).
Lokus belajar
Tidak terbatas pada pikiran individu (Marshall, 1996); terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama partisipan (Bredo, 1994).


5.   Kaitan antara Teori Kontemporer Pengkondisian berpenguat Skinner dengan ketiga poin di atas adalah sebagai berikut :
a)    Dikatakan bahwa pengetahuan adalah produk dari setting belajar yang dilakukan, jika dikaitkan dengan teori Pengkondisian berpenguat Skinner maka bisa dikatakan bahwa pengetahuan yang di dapat adalah hasil dari adanya penguat yang diberikan secara tepat pada hal-hal yang bisa meningkatkan kemauan belajar, dan tentunya memang pengetahuan sebagai produk ini tidak dapat dipisahkan dari proses belajar itu sendiri.
b)    Definisi belajar yang ada tersebut mengatakan bahwa interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan, dan makna, hal ini sejalan dengan teori belajar pengkondisian berpenguat Skinner dimana proses belajar yang ada dalam teori ini adalah membutuhkan adanya interaksi antara si pembelajar dengan lingkungannya atau dalam hal ini adalah orang-orang yang ada lingkungannya. Proses belajar yang dilakukan perlu mendapatkan reaksi dari lingkungan berupa positive reinforcement pada hal-hal yang baik yang bisa meningkatkan proses belajar tersebut, dan juga memerlukan negative reinforcement ataupun hukuman pada hal-hal yang bisa menghambat proses belajar, apabila ketiga hal itu dapat berjalan dengan lancar, maka pengetahuan dan makna bisa dikonstruksi secara baik pula.
c)    Dikatakan bahwa lokus belajar tidak terbatas pada pikiran individu, terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama partisipan, hal ini juga bisa dikaitkan dengan teori pengkondisian berpengut Skinner dimana dalam teori ini yang menjadi tempat terjadinya proses belajar itu tidak semata-mata berasal dari pikiran individu, namun juga berasal dari lingkungan, yaitu reinforcement-reinforcement yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar