Jumat, 26 Februari 2010
Rabu, 24 Februari 2010
“Menjadikan Semua itu Penting dalam Keseharian Kita.. ;tugas 2”
Perkembangan teknologi komputer pada zaman sekarang sudah sangat pesat. Dahulu, mainframe merupakan produk utama pada masa itu. Sebuah computer besar digunakan secara bersama-sama oleh beberapa orang. “One computer many people”, merupakan gelombang pertama teknologi komputer. Ukuran komputer semakin kecil dan memiliki kemampuan lebih dibandingkan gelombang pertama. Jumlah pun menjadi bertambah secara eksponensial sehingga “one person one computer” telah menjadi kenyataan. Saat ini computer menjadi pokok primer yang lebih mudah didapatkan dan mudah digunakan serta ditandai dengan lazimnya pemakaian beberapa komputer oleh satu orang “one person many computers.”
Selain itu, kombinasi antara internet dan teknologi komputasi menjadi tulang punggung infrastruktur informasi global. Gelombang perkembangan ini yang memungkinkan suatu teknologi yang dinamakan ubiquitous computing. Masa depan Infrastruktur Informasi dan Ubiquitous Computing Internet sebagai tulang-punggung infrastruktur informasi global, mulai
berpengaruh kepada kehidupan akademik maupun sosial kita. Internet menjadi sumber utama informasi komunikasi bisnis dan bahkan menjadi kendaraan politik para politisi. Penggunaan komputer yang telah terhubungkan dengan internet telah memudahkan kita dalam mencari sebuah informasi sebagai hiburan terlebih lagi sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Perkembangan computer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara countinue di mana saja kapan saja tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing. Istilah ubiquitous computing ini memiliki arti muncul atau terjadi dimana-mana. Sedangkan istilahubiquitous computing sering dikaitkan dengan Mark Weiser seorang peniliti di Xerox PARC. Ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus alat komputasi wireless pada setiap orang bahkan disetiap perkantoran dalam semua skala, (Weiser).
Sistem kehidupan berkembang seiring dengan bergilirnya waktu, termasuk perkembangan dalam dunia pendidikan. Suatu proses pembelajaran baru yang telah diperkenalkan saat ini adalah e-learning. E-learning adalah istilah yang sangat populer dalam beberapa tahun belakangan ini, meskipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki arti yang sangat luas. Dalam pelaksaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer, atau kombinasi dari ketiganya. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti e-learningmemungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet.
E-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relative baru di Indonesia. Dalam pembelajaran itu pengajar dan peserta didik tidak perlu berada pada tempat dan wktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran. Pengajar cukup meng-upload bahan-bahan ajar pada situs e-learning dan peserta didik dapat mempelajarinya dengan membuka situs e-learning tersebut dimanapun. E-learning merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan demikian teknologi komunikasi dapat dipandang secara positip sebagai media yang menyediakan dan membantu interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam mengefisienkan dan mengefektifkan pembelajaran. Penggunaan e-learning dapat diukur dari perilaku yang mencerminkan kebiasaan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran sehari-hari. Penggunaan TIK dapat mencakup pola interaksi antara pengajar dan peserta didik, pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar dan pengguaan teknologi sebagai alat bantu.
Sekarang, aktifitas harian akademik pasti akan selalu berhubungan dengan teknologi. Dulu, kita merasa bahwa teknologi tidaklah penting karena kita belum menggunakannya secara maksimal. Tetapi sekarang hal ini dirasa telah menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk mampu mengeksplor diri kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus dapat menyeimbangkan kepentingan-kepentingan sesuai perkembangan zaman dalam keseharian kita, guna menjangkau kreatifitas dan kualitas dalam diri.
Sumber Referensi:
- Santrock, John W, 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta: Kencana.
- Munir, 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi, Bandung: Alfabeta
- http://www.shvoong.com
- http://en.wikipedia.org
Rabu, 17 Februari 2010
Minimnya Pemanfaatan Laboratorium Bahasa diberbagai Sekolah. ; tugas 1
Krisis Ekonomi & Korupsi (Krisis Kepercayaan) sekarang semakin menunjukkan betapa pentingnya suatu komunikasi baik secara lokal maupun global. Komputer dan Internet sudah diterima sebagai alat yang penting untuk komunikasi dan bisnis di Indonesia, sehingga sekarang menjadi hal yang penting pula untuk pendidikan Indonesia yang sedang mengalami reformasi. Awal dari milenium baru dan reformasi menjanjikan harapan untuk mempercepat perkembangan sektor pendidikan di Indonesia.
Lab bahasa merupakan sebuah laboratorium yang digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar berbagai materi seperti bahasa inggris, bahasa indonesia atau bahasa arab. Dimasa lalu telah dibentuk sistem komunikasi yang efektif untuk menyebarkan informasi ke berbagai semua sektor di kalangan pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini yaitu meliputi : monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya dan sekarang potensi sumber daya manusia disemua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakkan penelitian pengembangan yang dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sistem komunikasi yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa depan pendidikan di Indonesia.
Penelitian mengenai pengembangan sekolah secara jelas menunjukan salah satu cara yang paling efektif bagi sekolah yang ingin berkembang secara mandiri yaitu lewat sharing informasi dan ide-ide. Salah satu dukungan terbesar untuk pengembangan pribadi dan profesi kepala sekolah yang memanfaatkan proses pembaharuan yaitu komunikasi yang terbuka dan mendukung melalui forum rutin kepala sekolah. Melalui penyampaian masalah secara kolektif diantara rekan seprofesi sudah menghasilkan solusi yang efektif dan dapat direalisasikan. Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia).
Pada beberapa sekolah mereka membangun hubungan yang erat dengan masyarakat setempat dan melakukan sebuah lompatan yaitu dengan mengundang masyarakat penyumbang untuk membangun fasilitas dasar komputer. Sekolah ini telah membuktikan bagaimana mengatasi salah satu masalah terbesar dalam pengenalan teknologi ke sekolah-sekolah di Indonesia secara berkesinambungan. Keefektifan system yang berkesinambungan ini sudah tumbuh lama ketika masyarakat setempat memahami bagaimana pentingnya teknologi bagi anak-anak mereka. Dalam hal ini kami telah mempelajari bahwa, sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas cenderung berkembang secara teratur dan juga meningkatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Kesinambungan adalah faktor utama. Pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup lama dan sekali menunjukkan perkembangan.
Biasanya ada beberapa masalah utama yang menghalang kita untuk menyediakan fasilitas teknologi ke setiap sekolah, yaitu ;
· Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia.
· Pelatihan biasanya terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap.
· Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya.
· Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal
· Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia
· Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif.
Seperti halnya di sekolah saya, sering ditemui fasilitas yang tidak dipergunakan secara maksimal. Saya tidak tahu jelas mengapa fasilitas tersebut tidak dapat digunakan. Apa karena fasilitasnya yang tidak memungkinkan untuk digunakan atau manusianya yang tidak dapat mengoprasikannya secara maksimal. Misalnya disekolah kami laboratorium bahasanya sangat jarang dipergunakan padahal laboratorium tersebut dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar para siswa lebih tertarik dalam pelajaran bahasa.
Masalah-masalah ini menjadi lebih luas dalam hal komputer karena tingkat keahlian yang diminta untuk mengembangkan dan merawat fasilitas tersebut sangat tinggi serta kemahiran komputer mempunyai nilai jual yang sangat tinggi pula. Saran untuk memberi pelatihan karyawan di sekolah tidak berlaku dalam konteks yang ada saat ini. Karena siapa saja yang mengembangkan diri untuk mencapai posisi tingkat ahli, mereka di sektor komersil dapat menghasilkan sepuluh kali lipat dari apa yang mereka dapat di sekolah, jadi mungkin saja mereka akan menghabiskan waktu dengan pekerjaan di luar kantor.
Demikian halnya yang terjabarkan diatas, peningkatan proses pembelajaran tidak hanya bergerak di bagian fasilitasnya saja, tetapi harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan yang mengoperasikannya (dalam hal ini peserta didik dan pendidik). Dengan demikian, akan timbul stabilitas yang mampu meningkatkan berbagai aspek di dalam suatu proses pembelajaran.
Sumber Referensi:
- Santrock, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana
- Munir,2008. Kurikulum Berbasisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : Alfabeta
- e-pendidikan
Selasa, 09 Februari 2010
"Minimnya Pemanfaatan Laboratorium Bahasa.. ; tugas1
Krisis Ekonomi & Korupsi (Krisis Kepercayaan) sekarang semakin menunjukkan betapa pentingnya suatu komunikasi baik secara lokal maupun global. Komputer dan Internet sudah diterima sebagai alat yang penting untuk komunikasi dan bisnis di Indonesia, sehingga sekarang menjadi hal yang penting pula untuk pendidikan Indonesia yang sedang mengalami reformasi. Awal dari milenium baru dan reformasi menjanjikan harapan untuk mempercepat perkembangan sektor pendidikan di Indonesia.
Lab bahasa merupakan sebuah laboratorium yang digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar berbagai materi seperti bahasa inggris, bahasa indonesia atau bahasa arab. Dimasa lalu telah dibentuk sistem komunikasi yang efektif untuk menyebarkan informasi ke berbagai semua sektor di kalangan pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini yaitu meliputi : monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya dan sekarang potensi sumber daya manusia disemua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakkan penelitian pengembangan yang dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sistem komunikasi yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa depan pendidikan di Indonesia.
Penelitian mengenai pengembangan sekolah secara jelas menunjukan salah satu cara yang paling efektif bagi sekolah yang ingin berkembang secara mandiri yaitu lewat sharing informasi dan ide-ide. Salah satu dukungan terbesar untuk pengembangan pribadi dan profesi kepala sekolah yang memanfaatkan proses pembaharuan yaitu komunikasi yang terbuka dan mendukung melalui forum rutin kepala sekolah. Melalui penyampaian masalah secara kolektif diantara rekan seprofesi sudah menghasilkan solusi yang efektif dan dapat direalisasikan. Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia).
Pada beberapa sekolah mereka membangun hubungan yang erat dengan masyarakat setempat dan melakukan sebuah lompatan yaitu dengan mengundang masyarakat penyumbang untuk membangun fasilitas dasar komputer. Sekolah ini telah membuktikan bagaimana mengatasi salah satu masalah terbesar dalam pengenalan teknologi ke sekolah-sekolah di Indonesia secara berkesinambungan. Keefektifan system yang berkesinambungan ini sudah tumbuh lama ketika masyarakat setempat memahami bagaimana pentingnya teknologi bagi anak-anak mereka. Dalam hal ini kami telah mempelajari bahwa, sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas cenderung berkembang secara teratur dan juga meningkatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Kesinambungan adalah faktor utama. Pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup lama dan sekali menunjukkan perkembangan.
Biasanya ada beberapa masalah utama yang menghalang kita untuk menyediakan fasilitas teknologi ke setiap sekolah, yaitu ;
- Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia.
- Pelatihan biasanya terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap.
- Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya.
- Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal
- Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia
- Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif.
Seperti halnya di sekolah saya, sering ditemui fasilitas yang tidak dipergunakan secara maksimal. Saya tidak tahu jelas mengapa fasilitas tersebut tidak dapat digunakan. Apa karena fasilitasnya yang tidak memungkinkan untuk digunakan atau manusianya yang tidak dapat mengoprasikannya secara maksimal. Misalnya disekolah kami laboratorium bahasanya sangat jarang dipergunakan padahal laboratorium tersebut dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar para siswa lebih tertarik dalam pelajaran bahasa.
Masalah-masalah ini menjadi lebih luas dalam hal komputer karena tingkat keahlian yang diminta untuk mengembangkan dan merawat fasilitas tersebut sangat tinggi serta kemahiran komputer mempunyai nilai jual yang sangat tinggi pula. Saran untuk memberi pelatihan karyawan di sekolah tidak berlaku dalam konteks yang ada saat ini. Karena siapa saja yang mengembangkan diri untuk mencapai posisi tingkat ahli, mereka di sektor komersil dapat menghasilkan sepuluh kali lipat dari apa yang mereka dapat di sekolah, jadi mungkin saja mereka akan menghabiskan waktu dengan pekerjaan di luar kantor.
Demikian halnya yang terjabarkan diatas, peningkatan proses pembelajaran tidak hanya bergerak di bagian fasilitasnya saja, tetapi harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan yang mengoperasikannya (dalam hal ini peserta didik dan pendidik). Dengan demikian, akan timbul stabilitas yang mampu meningkatkan berbagai aspek di dalam suatu proses pembelajaran.
Sumber Referensi:
- Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
- Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Bandung: Alfabeta. 2008
- e-pendidikan
Minggu, 07 Februari 2010
Tugas Diskusi Kelompok 1
Rabu, 03 Februari 2010
Olahraga itu PENTING looohh....!!!
Olahraga secara rutin penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun bagaimana penjelasan detailnya bagi para penderita diabetes melitus?
Manfaatnya :
* Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan.
Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tetapi saat berolah raga, glukosa, dan lemak akan merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga selama 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat.
* Membantu mengatasi terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah / pengendapan lemak di dalam darah, peningkatan tekanan darah, hiper koagulasi darah / penggumpalan darah)
Pada penderita diabetes melitus tipe I, karena produksi insulin yang terganggu / tidak ada, maka olah raga tidak begitu besar mempengaruhi kadar gula darah, tetapi keuntungan yang lainnya adalah mengurangi resiko penyakit jantung, gangguan pembuluh darah perifer. Perlu diwaspadai pada yang mengalami defisiensi insulin yang berat, dengan berolah raga akan menyebabkan gangguan metabolik yang lebih berat (terjadi hiperglikemia dan keracunan keton di darah).
Pada penderita diabetes melitus tipe II, latihan jasmani berperan utama dalam pengaturan glukosa darah. Pada penderita diabetes melitus tipe II, produksi insulin tidak terganggu tetapi masih kurangnya respons reseptor pada sel terhadap insulin (resistensi insulin), sehingga insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel. Pada saat berolahraga, permeabilitas membrans terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan insulin berkurang. Respons ini bukan merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama. Respon ini hanya terjadi setiap kali melakukan berolahraga.
Sebelum berolahraga, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (medis) dan faal (kebugaran) terlebih dahulu pada dokter untuk mengetahui tingkat kebugarannya dan kondisi metaboliknya.
Berolahraga tidak sembarangan dilakukan. Beberapa perinsip dalam berolahraga :
* Frekwensi latihan hendaklah dilakukan secara teratur.
* Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 – 70 % MHR (maximum Heart Rate). Rumusnya : 220 – umur. Contoh: Jika Anda berusia 50 thn, target heart rate (THR) Anda adalah 60% MHR, maka melakukan olah raga denyut nadinya sebaiknya mencapai 60% X (220 -50 ) = 102 kali / menit.
* Durasi dalam berolahraga adalah selama 30 hingga 60 menit.
* Jenis olahraga yang dilakukan hendaklah tidak terlalu berat, seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda.
Urutan kegiatan yang dilakukan :
* Pemanasan (warm – up), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi mendekati intensitas latihan, mengurangi kemungkinan cedera.
* Latihan inti (Conditioning), lamanya 20 menit, diusahakan denyut nadi mencapai THR (target Heart Rate). Bila dibawah THR maka latihan tersebut tidak bermanfaat. Dan bila berlebih akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan.
* Pendinginan (cooling down), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat di otot sehingga menimbulkan nyeri di otot, atau pusing sebab darah masih terkumpul di otot yang aktif. Bila jogging, pendinginan sebaiknya tetap jalan. Bila bersepeda sebaiknya tetap mengayun tanpa beban.
Peregangan (stretching), bertujuan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang, ini penting sekali untuk diabetesi usia lanjut
Read more: http://indodiabetes.com/pentingnya-olahraga-bagi-penderita-diabetes-melitus.html#ixzz0eXtiBjDA