Rabu, 17 Februari 2010

Minimnya Pemanfaatan Laboratorium Bahasa diberbagai Sekolah. ; tugas 1

Krisis Ekonomi & Korupsi (Krisis Kepercayaan) sekarang semakin menunjukkan betapa pentingnya suatu komunikasi baik secara lokal maupun global. Komputer dan Internet sudah diterima sebagai alat yang penting untuk komunikasi dan bisnis di Indonesia, sehingga sekarang menjadi hal yang penting pula untuk pendidikan Indonesia yang sedang mengalami reformasi. Awal dari milenium baru dan reformasi menjanjikan harapan untuk mempercepat perkembangan sektor pendidikan di Indonesia.

Lab bahasa merupakan sebuah laboratorium yang digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar berbagai materi seperti bahasa inggris, bahasa indonesia atau bahasa arab. Dimasa lalu telah dibentuk sistem komunikasi yang efektif untuk menyebarkan informasi ke berbagai semua sektor di kalangan pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini yaitu meliputi : monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya dan sekarang potensi sumber daya manusia disemua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakkan penelitian pengembangan yang dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sistem komunikasi yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa depan pendidikan di Indonesia.

Penelitian mengenai pengembangan sekolah secara jelas menunjukan salah satu cara yang paling efektif bagi sekolah yang ingin berkembang secara mandiri yaitu lewat sharing informasi dan ide-ide. Salah satu dukungan terbesar untuk pengembangan pribadi dan profesi kepala sekolah yang memanfaatkan proses pembaharuan yaitu komunikasi yang terbuka dan mendukung melalui forum rutin kepala sekolah. Melalui penyampaian masalah secara kolektif diantara rekan seprofesi sudah menghasilkan solusi yang efektif dan dapat direalisasikan. Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia).

Pada beberapa sekolah mereka membangun hubungan yang erat dengan masyarakat setempat dan melakukan sebuah lompatan yaitu dengan mengundang masyarakat penyumbang untuk membangun fasilitas dasar komputer. Sekolah ini telah membuktikan bagaimana mengatasi salah satu masalah terbesar dalam pengenalan teknologi ke sekolah-sekolah di Indonesia secara berkesinambungan. Keefektifan system yang berkesinambungan ini sudah tumbuh lama ketika masyarakat setempat memahami bagaimana pentingnya teknologi bagi anak-anak mereka. Dalam hal ini kami telah mempelajari bahwa, sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas cenderung berkembang secara teratur dan juga meningkatkan dukungan dari masyarakat setempat.

Kesinambungan adalah faktor utama. Pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup lama dan sekali menunjukkan perkembangan.

Biasanya ada beberapa masalah utama yang menghalang kita untuk menyediakan fasilitas teknologi ke setiap sekolah, yaitu ;

· Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia.

· Pelatihan biasanya terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap.

· Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya.

· Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal

· Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia

· Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif.

Seperti halnya di sekolah saya, sering ditemui fasilitas yang tidak dipergunakan secara maksimal. Saya tidak tahu jelas mengapa fasilitas tersebut tidak dapat digunakan. Apa karena fasilitasnya yang tidak memungkinkan untuk digunakan atau manusianya yang tidak dapat mengoprasikannya secara maksimal. Misalnya disekolah kami laboratorium bahasanya sangat jarang dipergunakan padahal laboratorium tersebut dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar para siswa lebih tertarik dalam pelajaran bahasa.

Masalah-masalah ini menjadi lebih luas dalam hal komputer karena tingkat keahlian yang diminta untuk mengembangkan dan merawat fasilitas tersebut sangat tinggi serta kemahiran komputer mempunyai nilai jual yang sangat tinggi pula. Saran untuk memberi pelatihan karyawan di sekolah tidak berlaku dalam konteks yang ada saat ini. Karena siapa saja yang mengembangkan diri untuk mencapai posisi tingkat ahli, mereka di sektor komersil dapat menghasilkan sepuluh kali lipat dari apa yang mereka dapat di sekolah, jadi mungkin saja mereka akan menghabiskan waktu dengan pekerjaan di luar kantor.

Demikian halnya yang terjabarkan diatas, peningkatan proses pembelajaran tidak hanya bergerak di bagian fasilitasnya saja, tetapi harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan yang mengoperasikannya (dalam hal ini peserta didik dan pendidik). Dengan demikian, akan timbul stabilitas yang mampu meningkatkan berbagai aspek di dalam suatu proses pembelajaran.

Sumber Referensi:

  • Santrock, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana
  • Munir,2008. Kurikulum Berbasisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : Alfabeta
  • e-pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar