Di setiap masa, sains adalah
hal-hal yang dihasilkanoleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif
yang telah ditemukan dan sesuai dengan zamannya. Setiap langkah dalam kemajuan
sains atau ilmu pengethauan akan bergantung pada langkah sebelumnya, dan proses
ini tidak bisa dipercepat hanya dengan berharap (Boring, 1930).
Pengkondisian
Klasik dan Koneksionisme
Ada dua pendekatan awal untuk
mempelajari perilaku adalah pengkondisian klasik dan koneksionisme. Keduanya
memprioritaskan belajar dan berhasil mengolah berbagai perilaku dalam
laboratorium.
Argumen Dasar Behaviorisme
Dalam konteks ini, John Watson
mendukung studi perilaku. Dikarenakan semua organisme menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui respons, dan respons-respons tertentu biasanya disebabkan
oleh peristiwa (stimuli) tertentu. Dengan mempelajari perilaku, psikolog, akan
mampu untuk memprediksi respons yang ditimbulkan lewat stimulus, dan
sebaliknya. Ketika tujuan ini tercapai, psikologi akan menjadi ilmu
eksperimental objektif (Watson, 1913). Selain itu, disiplin akan memberikan
pengetahuan yang berguna bagi pendidik, ahli fisika, pemimpin bisnis, dan
sebagainya.
Asumsi Dasar
Teori ini mengandung tiga asumsi
dasar tentang belajar, yaitu :
1.
Focus studi yang
seharusnya adalah perilaku yang daoat diamati, bukan kejadian mental internal
atau rekonstruksi verbal atas kejadian.
2.
Perilaku harus
dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana (stimuli spesifik dan repons
spesifik).
3.
Proses belajar
adalah perubahan behavioral.
Pavlov dan Pengkondisian Klasik
atau Refleks
Pavlov bukanlah
ilmuwan penyendiri. Kisah riset Pavlov memperlihatkan seorang ilmuwan kesepian
yang secara tidak sengaja menemukan cara untuk mengontrol perilaku sederhana
saat meneliti refleks keluarnya air liur anjing. Dia merupakan pemimpin dari
beberapa laboratorium, yang menghasilkan lebih dari 530 riset dari 1897 hingga
1936. Sebagai direktur laboratorium, Pavlov bertugas menentukan topik-topik
riset untuk rekan kerja dan mahasiswanya dan memantau kerja mereka, namun dia
sendiri jarang melakukan eksperimen (Todes, 1997; Windholz, 1997).
Pavlov dan Kaum Bolshevik
Masa-masa
revolusi Bolshevik (1917-1921) adalah masa-masa sulit bagi Pavlov, keluarganya,
dan laboratoriumnya. Pada tahun 1920, Pavlov menulis surat kepada pemerintah
untuk minta izin beremigrasi. Karena ada larangan emigrasi ilmuwan yang dikenal
di tingkat internasional, maka pemerintah memberi Pavlov status khusus. Dia
menerima tunjangan hidup, jatah makanan yang ditentukannya sendiri, mendapat
rekan kerja, dan dukungan laboratorium (Todes, 1995).
Riset di LaboratoriumPavlov
Riset ini
berfokus pada refleks air liur anjung. Selama berjalannya riset, seorang
mahasiswa periset menemukan bahwa “menggoda” anjing dari jarak jauh akan
menimbulkan keluarnya air liur. Makanan kering dan lembab yang dilihat anjing
dari kejauhan akan menimbulkan air liu (Windholz, 1997, h, 242). Awal mulanya
menyebutkan reaksi air liur ini sebagai refleks yang dikondisikan.
Riset berikutnya
(V.N. Boldyrev) menemukan bahwa refleks air liur ini bisa dilatih untuk
merespons (dikondisikan) objek-objek atau kejadian dari modalitas
indarwi—suara, penglihatan, atau sentuhan (Windhloz, 1997).
Riset Pavlov ini
penting karena dua sebab. Pertama, ia
menunjukkan bahwa reaksi keluarnya air liur adalah refleks—reaksi spontan yang
terjadi secara otomatis ketika menerima stimulus tertentu. Kedua, mengubah relasi alamiah antara stimulus dan reaksi itu
dianggap sebagai terobosan penting dalam studi perilaku.
Paradigma Pengkondisian Klasik
Contoh Pengkondisian Klasik
Relasi
Pra-eksperimental (“Alamiah”)
|
Percobaan
Eksperimenta
|
Relasi
Pasca-eksperimental (“Diskondisikan”)
|
|||
Unconditioned Stimulus (UCS)
|
Respons Refleks (UCR)
|
Stimuli yang Dipasangkan
|
Respons Refleks
|
Conditioned Stimulus (CS)
|
Conditioned Refleks (CR)
|
Makanan
|
Salivasi (keluarnya air liur)
|
Makanan Suara garpu
|
Salivasi
|
Suara garpu
|
Salivasi
|
Tiupan angin
|
Kedipan mata
|
Tiupan angina Cahaya terang
|
Kedipan mata
|
Cahaya terang
|
Kedipan mata
|
Setrum listrik
|
Retraksi jari
|
Setrum Pengaget
|
Retraksi jari
|
Pengaget
|
Retraksi jari
|
Keterangan :
Unconditioned
Stimulus (UCS) : stimulus dan
reaksi otomatis atau stimulus yang tidak dikondisikan
Respons
Refleks (UCR) : respons yang tidak
dikondisikan
Conditioned
Stimulus (CS): yang terbentuk sebagai
hasil dari training
Conditioned
Refleks (CR): reaksi yang terlatih
merespons stimulus baru
Teori
Emosi
Aplikasi Pengkondisian Klasik di Kelas
Koneksionisme
Edward Thorndike
Meskipun
koneksionisme Edward Thorndike biasanya dirujuk sebagai teori behavioris, ia
berbeda dengan pengkondisian klasik dalam dua hal. Pertama, Thorndike tertarik dengan proses mental, dan dia
pertama-tama mendesain eksperimennya untuk meneliti proses pemikiran binatang. Kedua, alih-alih meriset reaksi refleks
atau tidak sukarela, Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela.
Hukum
Belajar
Thorndike mengeidentifikasi tiga
hukum belajar :
1.
Hukum efek (law of effects) menyatakan bahwa suatu
keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara stimulus
dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi
tersebut. Hukum efek penting karena ia mengidentifikasi mekanisme baru dalam
proses belajar.
2.
Hukum latihan (law of exercise) menyatakan bahwa
perulangan atau repetisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respons yang
benar.
3.
Hukum kesiapan (law of readiness) mendeskripsikan
kondisi yang mengatur keadaan yang disebut sebagai “memuaskan” atau
“menjengkelkan”.
Aplikasi ke
Belajar di Sekolah
Aturan Thorndike untuk pengajaran mengandung
persyaratan untuk membangun koneksi antara stimuli dan respons. Secara spesifik
: a. jangan membentuk hubungan yang akan putus; dan b. bentuk ikatan sedemikian
rupa sehingga kelak perlu ditindaklanjuti (Thorndike, 1992).
Thorndike juga meneliti transfer belajar (transfer of learning). Serangkaian studi
yang dilakukan Thorndike dan Woodworth (1901) menemukan bahwa latihan untuk
tugas tertentu akan membantu belajar selanjutnya hanya dengan tugas yang sama.
Psikologi
Gestalt
Fokus awal riset
Gestalt adalah pengalaman persepsi. Bersama dengan Kurt Koffka dan Wolfgang
Kohler, Wertheimer mengembangkan hukum persepsi dan mengaplikasikan konsep ini
ke belajar dan pemikiran. Riset yang dilakukan psikologi Gestalt terhadap
persepsi visual menunjukkan bahwa: a. ciri global dideteksi sebagai keseluruhan;
dan b. proses ini konstruktif karena individual sering mentransformasikan input
visual yang tidak lengkap ke dalam citra perseptual yang lebih jelas (Lehar,
2003).
Asumsi Dasar Teori Gestalt
Asumsi
|
Contoh
|
1. Yang
mestinya dipelajari adalah perilaku molar, bukan perilaku molecular
(kontraksi otot atau sekresi kelenjar).
|
1.
Kinerja seorang mahasiswa di kelas say
dsen memberi kuliah. (kofka, 1935)
|
2. organisme
merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi” atau Gestalten (Kohler, 1929) ketimbang pada stimuli spesifik atau
kejadian-kejaduan yang terpisah dan independen.
|
2. Susunan geometris dari 11 titik dilihat
sebagai sebuah salib.
|
3. Lingkungan
geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan
behavioral, yang merupakan cara sesuatu muncul. Lingkungan behavioral adalah
realitas subjektif.
|
3. Koffka
(1935)mendeskripsikan peristiwa seorang pria mengendarai kuda melewati
dataran di tengah badai salju menuju sebuah penginapan. Ketika ditanya dari
mana ia berasal, lelaki itu menunjuk arah seberang penginapan. Pemilik
penginapan terkejut dan bertanya apakah lelaki itu tahu dia sebenarnya
berkuda di atas danau yang membeku. Ceritanya lelaki itu jatuh dan mati
karena terkejut ketika sadar dirinya sudah menyeberangi danau berlapis es
tipis sepanjang bermil-mil.
|
4. Organisasi
lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan di dalam struktur yang
mempengaruhi persepsi individu.
|
4. Tiga pola di bawah ini adalah proyeksi dari
kubus yang sama namun dipersepsi secara berbeda berdasar relasi dari
garis-garisnya.
|
Koffka (1935) mencatat bahwa ketika
pola 4a disajikan tanpa yang lainnya, ia akan tampak sebagai gambar bidang,
entah itu sebagai heksagon dengan diagonal atau bentuk palang atau pola
bintang. Pola ini simetris dan sederhana; karenanya, ia dominan. Sebaliknya, pola
4c tampak berbentuk kubus tiga dimensi. Gambar bidangnya tidak reluger dan
sulit dilihat. Pola 4b dilihat sebagai bidang dua dimensi (gambar bidang di
mana polanya berada di atas heksagon) atau tiga dimensi (kubus). Alasannya
adalah kekuatan dimensi dua dan tiga lebih seimbang di pola 4b ketimbang pola
lainnya.
Gambar Geometris Dengan
Kekuatan
Penyeimbang Di Bidang
Perseptual
GAMBAR 2.4
Ilusi Buatan yang Ditancapi Duri
GAMBAR 2.5
Gambar 2.4 menunjukkan adanya
keseimbangan, dan karenanya tidak stabil. Persepsi terhadap gambar akan
berganti-ganti antara dua kemungkinan.
Gambar 2.5 ini adalah kurva yang
menimbulkan persepsi sebuah gambit lengkap, dan menimbulkan kesan gambar tiga
dimensi
GAMBAR 2.6
Solusi untuk Masalah
Delapan Koin
Gambar 2.6 untuk mendapatkan pemahaman yang
benar, asumsi itu harus dibuang sehingga masing-masing dari dua koin dapat
ditumpuk di atas koin lainnya.
Solusi A
Solusi
B
Solusi oleh Anak dalam Memecahkan Masalah Jajaran
Genjang
Masalah Solusi
Problem Batang Korek
Perbandingan
antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Karakteristik
Utama
|
Behaviorisme
|
Teori
Gestalt
|
Asumsi dasar
|
a. Perilaku
yang diamati, bukan even sadar atau mental, harus dipelajari
b. Belajar
adalah perubahan
c. Hubungan
antara situmuli dan respons harus dipelajari
|
Individu bereaksi kepada sebuah
kesatuan; karena itu, pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang
sendoris. Kesatuan tersebut memiliki property baru yang berbeda dari yang ada
pada elemen tersebut.
|
Eksperimen umum
|
a.Trail
and error; Tikus menyusuri labirin; binatang keluar dati kandang.
b.Respons
emosional atau refleks: Pemasangan stimulus.
|
Mengorganisasikan kembali:
Subjek ditempatkan dalam situasi yang mensyaratkan restrukturisasi bagi
solusi.
|
Formula belajar
|
a.Stimulus—respons—imbalan.
b. Respons
emosional:
Stimulus
1
Respons
Stimulus
2
|
Konstelasi
stimuli—organisasi—reaksi
|